Dekai Yahukimo Papua- SUKU MOUMUNA
Membangun kesadaran dan pengenalan akan masalah yang sedang dihadapi masyarakat merupakan pekerjaan yang sangat penting untuk dilakukan oleh lembaga-lembaga yang bekerja untuk dan bersama masyarakat. Hal ini merupakan dasar utama dalam penguatan dan pemberdayaan rakyat dalam membangun kemandirian.
Hal ini dapat dijadikan modal dasar analisis dalam menyusun agenda-agenda penyelesaian masalah yang sedang dihadapi dan dasar untuk pengambil kebijakan dalam upaya penyusunan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berbasis realitas kehidupan.
Kegiatan Pelatihan Pengorganisasian Masyarakat Adat di bertempat Gereja GIDI Anugerah, pada tanggal 26-29 Maret 2014 di Dekai, Kabupaten Yahukimo. Dimana peserta dari 10 kampung yang diundang 40 orang tetapi berkembang menjadi 150 orang, baik laki-laki, perempuan bahkan anak-anak. Dengan antusias mengikuti kegiatan pelatihan umum yang berlangsung selama 4 hari yang difasilitasi oleh Septer Manufandu dan asisten fasilitator Wirya Supriyadi serta Esra Mandosir. Kegiatan yang dilaksanakan selain memberikan informasi juga terdapat proses diskusi dan pemutaran film serta kunjungan lapangan ke Kampung Sokamu dan Kokamu.
Dalam kegiatan pelatihan ini terungkap bahwa masyarakat adat Suku Momuna selama ini tidak mendapatkan pendampingan dan pemberdayaan yang memadai serta tidak mempunyai lembaga adat yang representative mewakili komunitas adat mereka. “Kami baru mendapatkan pelatihan dan pengetahuan seperti ini, karena belum ada lembaga yang membuat pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita” ucap Berthol Kubu salah peserta pelatihan dan juga tokoh pemuda suku Momuna. Bagi dirinya hal ini merupakan sebuah langkah yang baik, karena saat ini kondisi Suku Momuna pada persimpangan jalan untuk kedepannya. Dengan adanya pelatihan ini menambah informasi bagi masyarakat Momuna. Karena harus diakui bahwa Suku Momuna membutuhkan banyak informasi dan pemberdayaan dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk kehidupan mereka dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.Hal senada disampaikan oleh Gembala Gereja Anugerah Ayub Keikye bahwa mereka sangat terbantu dengan adanya pelatihan ataupun sosialisasi mengenai hak-hak masyarakat adat. “Kami lihat bahwa kegiatan pada hari ini sangat membantu masyarakat. Apalagi saat ini kami tidak punya lembaga adat” ujar Ayub Keikye. Sehingga kedepannya JERAT Papua dapat memfasilitasi pendirian lembaga adat. Ditengarai karena tidaknya lembaga adat yang mempersatukan masyarakat adat, sehingga proses pembangunan yang diduga tidak melibatkan masyarakat Suku Momuna seperti proses pelepasan hak ulayat tanah seluas 7×8 Km, tidak adanya promosi kesehatan lingkungan, pentingnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Moumuna.
Sementara Sekretaris Eksekutif JERAT mengatakan bahwa JERAT Papua siap membantu dan memfasilitatsi proses pembentukan lembaga adat suku Momuna. Harus diingat adalah Lembaga Adat sebagai payung untuk menyuarakan aspirasi Masyarakat Adat. “Menjadi corong komunikasi masyarakat adat Moumuna” ujar Septer Manufandu dihadapan ratusan orang Suku Moumuna. Ditambahkannya kalau mau dibentuk itu jauh lebih baik karena dirinya bersama teman-teman bisa membantu memfasilitasinya. Lembaga adat inilah yang akan selalu berdiri didepan atas nama masyarakat adat, berbicara untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat adat Momuna seperti Hak atas kesehatan, pendidikan, perumahan, dan hak atas tanah dan sumber daya alam serta aspirasi lainnya. (Wirya)