Taman Nasional Wasur di Merauke merupakan bagian dari lahan basah terbesar di Papua dan masih alami. Biodiversitasnya membuat taman nasional ini dijuluki sebagai “Serengeti Papua”
Merauke merupakan destinasi yang cukup spesial bagi pelancong. Bukan karena destinasi lain di Indonesia tidak spesial, tetapi Merauke merupakan tujuan impian orang dari Sabang sampai Jayapura.
Banyak danau kecil di TN Wasur. Sekitar 70 persen dari luas kawasan taman nasional berupa vegetasi savana, sedang lainnya berupa vegetasi hutan rawa, hutan musim, hutan pantai, hutan bambu, padang rumput dan hutan rawa sagu yang cukup luas. Jenis tumbuhan yang mendominasi hutan di kawasan TN ini antara lain api-api (Avicennia sp.), tancang (Bruguiera sp.), ketapang (Terminalia sp.), dan kayu putih (Melaleuca sp.).
Jenis satwa yang umum dijumpai antara lain kanguru pohon (Dendrolagus spadix), kesturi raja (Psittrichus fulgidus), kasuari gelambir (Casuarius casuarius sclateri), dara mahkota/mambruk (Goura cristata), cendrawasih kuning besar (Paradisea apoda novaeguineae), cendrawasih raja (Cicinnurus regius rex), cendrawasih merah (Paradisea rubra), buaya air tawar (Crocodylus novaeguineae), dan buaya air asin (C. porosus).
Lahan basah di taman nasional ini merupakan ekosistem yang paling produktif dalam menyediakan bahan pakan dan perlindungan bagi kehidupan berbagai jenis ikan, udang dan kepiting yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Berbagai jenis satwa seperti burung migran, walabi dan kasuari sering datang dan menghuni Danau Rawa Biru. Oleh karena itu, Danau Rawa Biru disebut “Tanah Air” karena ramainya berbagai kehidupan satwa. Lokasi ini sangat cocok untuk mengamati atraksi satwa yang menarik dan menakjubkan.
Beberapa bagian wilayah TN masuk dalam Distrik Sota Merauke. Meski kondisinya masih sederhana, distrik ini memiliki makna tersendiri karena menjadi daratan terakhir Indonesia di bagian timur, yang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea. Suasana di kawasan perbatasan ini cukup nyaman. Selain tugu perbatasan, di area ini juga terdapat taman yang dilengkapi dengan beberapa pondok bergaya Honai (rumah adat Papua yang berbentuk kubah dan beratap jerami). Di salah satu sudut taman, pengunjung juga bisa menemukan sebuah bangunan unik, yakni Musamus. Layaknya sebuah tugu. Bangunan setinggi sekitar dua meter dan berwarna cokelat ini adalah sarang semut. Selain di area perbatasan tersebut, Musamus juga banyak dijumpai di beberapa spot di Taman Nasional Wasur dengan ukuran yang beragam, dari mulai beberapa centimeter hingga 3 meter.
Untuk menuju ke Perbatasan Sota, pelancong harus melewati Taman Nasional Wasur, selama 1,5 jam perjalanan dari Kota Merauke. Wisatawan dapat melihat di kanan kiri, danau kecil yang ditumbuhi Teratai dan padang rumput savana yang menghampar luas.
Bagi Travelers yang berasal dari Ibukota dan ingin mengexplore Merauke, perjalanan dapat dilakukan menggunakan layanan penerbangan komersil, yang melayani penerbangan ke Merauke setiap hari. Lama perjalanan 8 jam dan biasanya transit terlebih dahulu di Makasar. Untuk transportasi darat, bisa menyewa mobil di bandara dengan rate Rp 600.000 hingga Rp700.000. di Kota Merauke, juga banyak hotel dan homestay yang terjangkau dan bersih. (DIP-JERAT/dari berbagai sumber)
Note :
Ingin mendownload postingan “Taman Nasional Wasur, Serengeti Papua”,
silahkan klik icon PDF di sudat kanan bawah ini.