Jayapura, – Ibadah Hari Ulang Tahun 105 Tahun Injil masuk kampung Nafri diikuti ribuan umat Tuhan dari berbagai rayon di Kota Jayapura.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Panitia Kegiatan, Robby Kepas Awi, SE, MM menjelaskan, bahwa dalam ibadah ini kami mengundang dua ribuan warga jemaat dari berbagai rayon dan semua dilayani dengan jamuan kasih makan bersama.
“Kami berterimakasih atas kehadiran warga jemaat dari berbagai rayon yang datang dan ini menjadi tanda kebersamaan dalam Tuhan untuk membangun jemaat, sekaligus dalam HUT Pekabaran Injil di Nafri bersamaan peresmian Gedung Konsistory, Persekutuan Anak Remaja dan Gedung Sekolah Minggu,” ujar Robby Kepas Awi, dalam sambutannya, di GKI Jemaat Petra Nafri, Jumat (1/4).
Sementara itu, Ondoafi Nafri, George Awi menuturkan, Kehadiran bapa ibu memberikan penguatan iman sebagai sesama warga yang ber _KTP Yesus Kristus.
“Filosofi dan motto Kota Jayapura menjadi dorongan bagi masyarakat Kampung Nafri dalam membangun, termasuk membangun gedung yang akan diresmikan,” kata George Awi.
Dirinya berharap, kepada warga jemaat dapat memanfaatkan gedung tersebut, sehingga tetap dinamis dan menghasilkan pemimpin – pemimpin masa depan .
Sementara itu, Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Manoa, dalam sambutannya, menuturkan Buah dari Injil, sehingga saat ini kita bisa ada, sebabnya perlu disyukuri , karena injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan.
“Mari kita bersyukur kepada kepada iorang tua yang pertama menerima injil, sehingga tidak terjadi perdebatan karena injil sudah masuk, maka tugas kita menjaga dan hidup untuk terus maju,” katanya.
Ibadah HUT Pekabaran Injil masuk Kampung Nafri ke 105 tahun, dipimpin oleh dua hamba Tuhan asal Kampung Nafri, yakni Pdt. Andris Tjoe, MTH (dari GKI Klasis Raja Ampat) dan Pdt. Didimus Fingkrew, MTH., (dari Gereja Bethel Indonesia di Jakarta) ibadah di akhiri dengan makan bersama.
BTM Resmikan Konsistory GKI Petra Nafri
Pembangunan Konsistory dan PAR serta GSG dari masyarakat dan jemaat GKI Petra Nafri, diresmikan oleh Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano, Jumat (1/4).
Sebelum diresmikan, Tommy Mano mengucapkan pesan kepada warga jemaat serta ondoafi dan majelis jemaat untuk menjaga gedung yang telah dibangun dengan biaya Rp. 2 miliar lebih.
Dikatakan, mari Satu hati membangun Nafri, berikan telinga mendengar firman Nya, maka kan terjadi perubahan yang besar, keluarga – keluaraga akan diberkati, karena berikan hati untuk Yesus dan orang Nafri diberkati.
“Dengan adanya perayaan ini dan sebagai rasa syukur atas gedung yang baru juga, mari biarlah terjadi pertumbuhan iman dan ada damai kasih Alllah di Nafri dan layanilah umat siang dan malam supaya iman bertumbuh dan ada Roh Kudus selalu,” pesan BTM dalam sambutannya sebelum peresmian.
Sementara itu, Ketua Panitia, Ketua Panitia Kegiatan, Robby Kepas Awi, SE, MM mengatakan, pembangunan gedung ini adalah swadaya murni dari masyarakat, dengan melibatkan setiap suku yang ada.
“Dengan melakasanankan mas kawin gereja dan per-suku, sehingga dana terkumpul sekitar 2 miliar lebih, namun kami juga berterimakasih kepada Rudi Maswi dan Pemerintah Kota Jayapura yang ikut membantu,” katanya.
Sementara itu, Ketua Klasis Gereja Kristen Injili (GKI) Kota Jayapura, Pdt. Willem Itaar, mengatakan, bahwa banyak pendeta dari Nafri dan Nafri sekarang banyak gereja, apalagi dengan perayaan 105 taun Injil Masuk Nafri, maka harus menjadi kampung yang baik.
“Celakalah aku jika aku tidak memberitakan injil, tetapi didalam kehidupan , baik ondoafi atau siapakah harus memberiktakan injil dalam sikap dan tindakan,” pesannya.
Dalam kesempatan tersebut, Perwakilan Ondoafi Besar dari Masyarakat Adat, George Awi berharap, apa yang sudah dibangun di jaga dengan baik dan digunakan untuk membangun manusia – manusia yang takut Tuhan. “Sekaligus kita syukuri 105 tahun Pekabaran Injil di Kampung Nafri,” katanya.
Sekilas Sejarah Injil Masuk Kampung Nafri
Hal ini terulas dalam buku saat HUT PI 100 Tahun, dimana jmika melihat kebelakang sejarah Injil masuk Kampung Nafri, dapat tergambar jelas dalam Buku Injil Menembus Badai dan Gelombang Budaya, menuju satu abad pekabaran injil di Kampung Nafri (1 April 1911 – 1 April 2011), akhirnya di luncurkan bersamaan dengan perayaan ibadah penyambutan 100 tahun injil masuk kampung yang berada di pinggiran Kota Jayapura, Papua,
Buku yang berisi 45 halaman ini mengulas banyak tentang perjalanan sejarah Injil masuk kampung Nafri dan berbagai tantangan yang dilalui saat Zending membawa masuk terang Injil Yesus Kristus ke wilayah ini, mulai dari zaman sebelum mengenal Injil di Bab pertama,yakni asal-usul orang Nafri, hingga mata pencaharian.
Sedangkan Bab Kedua, tentang sistem dan ajaran dalam rumah adat “Jeuw”, mengulas sistem pembinaan, ajaran-ajaran adat dan pengaruhnya. Bab Ketiga membahas hubungan kerjasama dengan mitra adat, serta bagian keempat tentang Injil yang tumbuh dilahan tandus. Buku ini ditulis oleh tim dengan tim penyusun buku, yakni Eliazer Merahbia, Aarnolis Tjoe, Bernard Fingkreuw, Permenas Awinero, Terianus J. Awi, Pdt. Yusuf Inaury serta beberapa penyusun lainnya.
Pada bagain keempat inilah yang banyak membahas tentang sejarah Injil Yesus Kristus masuk kampung Nafri serta sejarah berdirinya Jemaat GKI Petra Nafri. Dijelaskan dalam buku ini Guru Injil, Yohannis Maitimu yang memulai pekerjaan pelayanan, selain mengajar anak-anak untuk membaca dan menulis, namun tidak bertahan lama karena ada masalah, akan tetapi telah bertugas sejak 1911 – 1919.
Setelah kepergiaan Guru Yohannis, lalu Zending mengutus kembali guru Santo pada pertengahan 1919, guru ini sebelum pergi pada tahun 1920, telah mengangkat beberapa pemuda Nafri untuk membantu pekerjaan penginjilan, yaitu Sri Samuel Mramra, Bokwano Daniel Tjo-E, Smay Dance Awi Nero, Mra Marthen Merahabia dan Sibo Lukas Tjo-E.
Setiap proses para penginjil dibahas secara detail, hingga tercatat sekitar 25 orang hamba Tuhan yng telah melayani di Kampung Nafri ini dengan periodesasi masa pelayanan yang berbeda-beda hingga saat ini Pdt. Yusuf Inaury, S.Th, yang menjadi pelayan jemaat GKI Petra Nafri sejak tahun 2010, setelah menggantikan Pdt. Yance Duwith, S.Th (2007-2010).
Disumpulkan dalam rangkuman (halaman 40) bahwa Injil Yesus Kristus sudah diterima orang Papua pada tanggal 5 Februari 1855 di Pulau Mansinam Teluk Doreri Manokwari, dan sudah diabadikan oleh Johan Gotlob Geissler dan Carl Wilhem Ottow menjadi suata peringatan agama yang bersifat kekal dengan seuntai kalimat skral berbentuk doa, yang dijuluki Doa Agung, yakni “Dengan nama Tuhan, kami menginjak Tanah ini”.
Injil yang sama menumpang perahu tradisional suku-suku yang mendiami Teluk Youtefa hingga tepatnya pada tanggal 1 April 1911 perahu tersebut mendarat dengan aman dan damai di patai pelabuhan suku Tjo-e yang disebut Syo Yha. Menjadi sejarah Tuhan telah hadir ditengah-tengah kehidupan masyarakat kampung ini. Dengan demikian semua orang Nafri harus mengintropeksi dirinya masing-maisng apabila hidupnya tidak sesuai dengan apa kata Injil ? mari kita menyerahkan diri kepada Tuhan sertamengaku selalu hidup menurut Injil, maka Tuhan selalu mengisi hidup kita dengan anugerah-Nya setiap saat dan sepanjang hidup. Demikian akhir pesan dari rangkuman buku ini. yang telah mendapat sambutan gembira dari Ontofro Warke Kampung Nafri, George A. Awi lewat kata pengantarnya. “Kna onomi smantha yobe Yesus ethe kna smantara koye” Semoga setiap orang percaya diberkati Tuhan.
(Eveerth Joumilena)