Dekai,- Budaya Masyarakat Adat Momuna di Kabupaten Yahukimo sangat berpotensi untuk dikembangkan dan menjadi daya tarik wisata. Diantaranya adalah rumah tinggi Masyarakat Adat Momuna. Rumah tinggi merupakan ciri khas Masyarakat Adat Momuna yang sangat eksotik. Seorang praktisi pariwisata, Mike Hesegem saat ditemui di Kampung Massi Selasa (19/Juli/2016) menjelaskan bahwa dirinya melihat potensi dan daya tarik dari rumah tinggi milik Masyarakat Adat Momuna. Dengan inisiatif sendiri dirinya membangun komunikasi dengan Kepala Kampung Massi, Kepala Suku dan masyarakat Kampung Massi untuk mendirikan rumah tinggi dan kampung wisata.
Saat diawal rencana pembanguan rumah tinggi dirinya melakukan pertemuan dengan masyarakat dan sempat ditanyakan apakah maksud tujuan kegiatan ini dari pemerintah kabupaten atau pusat. Dan saya katakan ini bukan bantuan pemerintah tapi niat baik dari dirinya sebagai pramuwisata atau praktisi pariwisata. “Saya hanya punya pikiran dan ide untuk membangun rumah tinggi. Sedangkan masyarakat punya potensi sumber daya alam untuk membuat rumah tinggi. Sehingga kesepakatannya adalah masyarakat membangun rumah tinggi dan saya menanggung biaya makan. Dan hingga kini bulan Juli 2016 ini artinya sudah 4 bulan,” tukas Mike Hesegem.
“Kami membangun rumah tinggi dari bulan Maret hingga Juli 2016. Dan telah berdiri 3 rumah tinggi di Kampung Massi dengan tinggi kurang lebih 13 meter dari tanah. Di rumah tinggi ada dua bilik terpisah. Dan 1 ruang didesain dengan konsep tradisiona dan 1 ruang lagi dengan desain modern. Untuk biaya tentu saja berasal dari kantong pribadi ,” jelas Mike Hesegem. Ditambahkannya nantinya di satu dari tiga rumah tinggi akan menjadi galeri seni yang menjual hasil kerajinan masyarakat Kampung Massi dengan demikian masyarakat mendapatkan pendapatan tambahan bagi keluarga dari penjualan tersebut dan satu rumah tinggi menjadi tempat penginapan wisatawan baik lokal maupun wisatawan asing.
Adapun tujuan pembangunan rumah tinggi selain dalam melestarikan budaya Masyarakat Adat Momuna dan menambah pendapatan warga kampung lainnya yakni agar wisatawan bisa menginap di rumah pohon . Terutama wisatawan asing mereka biasanya mereka sangat suka menginap dirumah tinggi. Jadi wisatawan asing yang hendak ke Korowai dan transit di Dekai bisa merasakan menginap di rumah tinggi Masyarakat Adat Momuna. Dan kedepan dengan adanya even nasional yakni PON XX yang akan berlangsung di Papua. “Saya ingin menangkap peluang ini, dimana Gubernur Papua telah menyatakan bahwa Kabupaten Yahukimo juga sebagai daerah tujuan wisata bagi atlet PON XX,” jelas Direktur Papua Adventure Travel.
Selain membangun rumah tinggi bersama masyarakat kampung Massi, Mike Hesegem juga berencana membangun kolam yang akan diisi kura-kura moncong babi dan kolam lainnnya untuk pemancingan dan juga kebun binatang kecil yang berisi kasuari dan lainnya. “Jadi kedepan saya berencana untuk membuat Kampung Massi sebagai Kampung Wisata. Dan dalam mengelola kedepan nanti akan ada retribusi yang ditarik dari pengunjung. Saya berharap kedepannya mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah ,” ujar Mike Hesegem.
Dalam membangun rumah tinggi tentu saja dirinya mempunyai tantangan . Sehingga dibutuhkan pendekatan baik guna terbangun kepercayaan antara dirinya dengan warga Kampung Massi. Dengan demikian niat untuk mendirikan rumah tinggi dan menjadikan Kampung Massi sebagai kampung wisata bisa terlaksana dengan dukungan dan keterlibatan masyarakat setempat.
Sementara itu ditempat yang sama , Kepala Suku Kampung Massi, Noni Omu saat diminta tanggapannya terkait pendirian rumah tinggi dan sarana lainnya dirinya menjelaskan dalam bahasa Momuna dan diterjemahkan oleh Neri Omu yang juga anak Kepala Suku mengatakan bahwa Kepala Suku Massi sangat berterima kasih dengan dukungan oleh Mike Hesegem dalam membangun rumah tinggi. “Saya sangat berharap kedepan dengan pembangunan sarana seperti rumah tinggi, kolam kura-kura, kolam ikan serta kebun binatang kecil kedepannya bisa memberikan peningkatan pendapatan kepada masyarakat Kampung Massi dan melestarikan budaya orang Momuna,” ujar Kepala Suku Massi. (W.S)