Jayapura, 12/8/2016 – Papua Original ; Ocha, Bona, Boii, Jimmy dan Etho, tampil energik menghibur seratusan masyarakat yang hadir di Gelanggang Olah Raga (GOR) Waringin Kotaraja Jayapura, kamis 11/8/2016.
Papua Original, meluncurkan album volume 1 tahun 2005 yang tenar dengan lagu “Tugugege”. Album mereka beredar hingga negara-negara di Pasifik dan Eropa. Sempat vakum, akhirnya Papua Original kembali meluncurkan album “Kitorang Semua dari Sana” pada tahun 2015 lalu. Kini Papua Original semakin dicintai masyarakat Papua, terutama anak muda karena aransemen musik pimpinan Etho Ririmasse. Etho selama ini dikenal sebagai pemain bass yang bagus, selain itu ia juga dikenal sebagai arranger dan song writer. Salah satu lagunya yang berjudul “Timur Indonesiaku” yang dinyanyikan oleh Elva Patty bahkan pernah diikut sertakan dalam kontes Internasional “ New Wave” di Rusia. Lirik dalam bahasa Inggrisnya ditulis oleh Irish Riswoyo.
Walau ‘tak seperti yang diharapkan’ namun Papua Original tetap tampil menghibur. Kami kecewa dengan panitia pelaksana, namun apalah daya kami tetap harus memilih masyarakat Papua apapun itu situasinya, ucap Milda Entho manager Papua Original.
Tak hanya bernyanyi, Papua Original juga kampanyekan perlindungan Burung Cenderawasih. Hewan endemik ini semakin hari menjadi buruan untuk makhota hiasan dan busana. “Kalau bukan tokoh adat sebaiknya jangan gunakan, karena burung Cenderawasih adalah burung surga yang wajib hidup di surga kecil yang jatuh ke bumi yaitu Tanah Papua. Kalau Papua tanah surga tampa burung Surga, bagaimana jadinya ?”, ucap Markus Imbiri saat diberi kesempatan kampanye bersama Papua Original.
Kami sudah beberapa kali kampanye, walau kami pernah juga gunakan mahkota burung surga itu. Tapi berkat kampanye FPPNG, JERAT Papua, Mawampi Photografer dan beberapa aktivis lainnya, kami langsung sadar dan tergerak untuk kampanye perlindungan Cenderawasih saat kami manggung, tutur Jimmy dan Bona. (*)