Yohanes Nang (paling kanan) berpose di Kantor Dewan Masyarakat Adat Momuna ditemani oleh Kepala Suku Seradala dan Worop (DMAM). ( Foto: Wirya Supriyadi/JERAT Papua)
Yohanes Nang (paling kanan) berpose di Kantor Dewan Masyarakat Adat Momuna ditemani oleh Kepala Suku Seradala dan Worop (DMAM). ( Foto: Wirya Supriyadi/JERAT Papua)

Dekai,-Distrik Seradala yang terletak dibagian timur Kabupaten Yahukimo terdapat sebuah Masyarakat Adat yakni yang dikenal  dengan nama Masyarakat Adat Koopkaka. Mereka mendiami wilayah bagia selatan dari wilayah distrik tersebut. Seorang Kepala Masyarakat Adat dari dusun Bingge, bernama Yohanes Nang, saat bertemu JERAT Papua di Kantor Dewan Masyarakat Adat Momuna (DMAM) menjelaskan tentang kondisi keadaan mereka disana pada  Selasa (2 Agustus 2016).

“Kami didusun tidak punya gereja, sekolah juga pustu. Kalau ada yang sakit  biasanya masyarakat menggunakan bahan obat dari hutan misalnya  gatal untuk mengobati penyakit. Kalau misalnya sakit mencret-mencret maka daun tersebut digosok-gosokan di perut” ujar Yohanes Nang.

Dijelaskannya bahwa biasanya warga setempat mengunakan ramuan tradisional untuk mengobati penyakit. Sehingga mereka tidak terbiasa untuk mengkonsumsi obat kimia. “Kami  tidak biasa minum obat –obatan” tambah Yohanes Nang.

Sementara Toni Moyok  warga dusun Worop menjelaskan bahwa selama ini memang masih kurang perhatian dari pemerintah. “ Kami jaran menerima bantuan dari pemerintah. Dan juga kami tidak punya kampung sendiri. Kami berharap bisa ada perhatian pemerintah dengan membentuk kampung didaerah kami, sehingga kami bisa juga mendapatkan pelayanan dan program seperti kampung-kampung lainnya” ujar Toni Moyok.

Sementara untuk sektor pendidikan Tony Moyok menjelaskan bahwa umumnya  generasi muda bersekolah di Distrik Seradala dimana terdapat SD dan SMP ataupun mereka menempuh pendidikan di Distrik Dekai yang juga sekaligus sebagai Ibu Kota Kabupaten Yahukimo. Dan untuk tempat tinggal maka para pelajar tinggal  disebuah pondok disebuah disekitar Kali Biru seputaran Kantor Bupati.

Dusun Bingge sendiri dapat ditempuh dari Dekai dengan menggunakan truk sebuah perusahaan pembuatan jalan yang melewati beberapa kali seperti Kali Nami dan Kali Te. Dan setelah di dekat Distrik Seradala biasanya warga Bingge turun dan berjalan kaki selama 5-6 jam.

Masyarakat Adat Koopkaka mendiami wilayah selatan Distrik Seradala dan walau mempunyai kemiripan budaya dengan Masyarakat Adat Momuna misalnya penggunaan kalung taring anjing sebagai benda berharga namun dari sisi bahasa berbeda dengan Masyarakat Adat Momuna. (Wirya Supriyadi)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *