Lingkaran Brawijaya (Libra) salah satu sudut Kota Merauke

Merauke, JERAT Papua,- Sudah beberapa waktu , Kota Merauke dilanda musim panas. Musim panas yang berkepanjangan namun diiringi dengan angin yang terasa dingin baik di siang maupun malam hari. Tentu saja fenomena ini mendapatkan perhatian dari beberapa pihak.

“Fenomena ini terjadi sekitar 4-5 tahun belakangan ini. Sebelumnya Kota Merauke tidak pernah mengalami hal ini,” ujar Soleh Sangadji saat ditemui disebuah hotel ternama di Kota Merauke pada Sabtu (26 Oktober 2019). Kalau dulu saya tidak pernah alami dimana musim panas (kemarau-red) disertai angin dengan udara dingin. Tapi sekarang dirinya dan warga lain juga merasakan. Apalagi menjelang pagi, dinginnya bukan main” tambah Soleh Sangadji.

Udara dingin memang terasa sekali. Sesekali disertai dengan angin kencang yang menerpa pohon-pohon. Bahkan angin disertai dengan udara dingin bisa 2-3 bulan menerpa warga Kota Merauke. Menurut Soleh Sangadji  bahwa hal ini tidak biasa terjadi di Kota Merauke.   “Beberapa tahun lalu tidak pernah ada keadaan seperti ini , sekarang ini kita bisa rasakan,” ujar Soleh Sangadji.

Sementara itu Abdul Kaize, seorang aktivis lingkungan menduga  bahwa hal ini terjadi karena dampak dari perubahan iklim. “Dulu Kota Merauke sebelumnya tidak ada angin disertai udara dingin dimusim panas (kemarau-red). Tapi sejak beberapa tahun terakhir ini kami merasakan udara dingin disertai angin kencang saat musim panas. Apalagi panas matahari juga lebih panas dari pada biasanya. Bahkan bisa hingga 34-35 derajat Celsius,” ujar Abdul Kaize.

Dirinya menduga dampak dari fenomena perubahan iklim dialami oleh Kota Merauke. Karena dirinya membaca dimedia, kalau dibeberapa belahan bumi ada yang mengalami musim kemarau lebih panjang, ataupun musim hujan lebih panjang. Bahkan ada tempat yang tidak pernah banjir , alami banjir. Dan kalau Kota Merauke adalah angin disertai hawa dingin dimusim kemarau.

Mengutip dari website United Nations Framework Convention on Climate Change, terdapat fakta singkat bahwa meningkatnya pemanasan sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur ratarata global naik sebesar 0.74 derajat  Celsius selama abad ke-20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan. Kenaikan permukaan Laut : Saat ini dilaporkan tengah terjadi kenaikan muka laut dari abad ke-19 hingga abad ke-20, dan kenaikannya pada abad 20 adalah sebesar 0.17 meter.  (Wirya Supriyadi)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *