” Tubuh Boleh Tiada namun  Nama HANS JACOBUS WOSPAKRIK selalu di kenang oleh Dunia

Hari ini tepatnya tanggal 10 September 2013 ada sesuatu yang mungkin sebagian dari kita mengenangnya dan ada pula yang melupakan hingga ada yang tidak tahu juga. Sebagai orang Papua, kita harus bangga pada sosok Hans J Wospakrik. Almarhum Hans adalah seorang fisikawan Indonesia dengan reputasi mengagumkan mendunia.

Hans semasa hidupnya mengajar di Departemen Fisika ITB, dianugerahi sebagai Fisikawan Terbaik “atas pengabdian, konsistensi, dan dedikasinya yang tinggi dalam penelitian di bidang fisika teori yang memberi sumbangan berarti kepada komunitas fisika dunia berupa metode-metode matematika untuk memahami fenomena fisika dalam partikel elementer dan Relativitas Umum Einstein melalui publikasinya di jurnal-jurnal internasional terkemuka, seperti Physical Review DJournal of Mathematical PhysicsModern Physics Letters A, danInternational Journal of Modern Physics A“.

Tentu saja komunitas fisika mengerti bahwa Physical Review D dan Journal of Mathematical Physics adalah media terkemuka tempat sebagian riset fisikawan pemenang Nobel dipublikasikan. Yang menarik, yang justru mengapresiasi karya-karya penelitian berskala internasional dari seorang Hans (1951-2005) adalah sebuah perguruan tinggi di mana Hans tidak pernah terlibat dalam kegiatan penelitian maupun mengajar, bukan pemerintah atau Departemen Pendidikan Nasional yang struktural langsung membawahkan ITB tempat Hans sebagai pengajar dan peneliti.

Dengan tujuh hasil penelitian yang menembus jurnal internasional terkemuka, tiga hasil penelitian diterbitkan jurnal online yang bersifat internasional, tidak terhitung penelitiannya yang diterbitkan jurnal dan prosiding dalam negeri, serta menghabiskan waktu sebagai pegawai negeri mengajar dan membimbing mahasiswa di ITB, Dr Hans J Wospakrik yang meninggal pada 11 Januari 2005 dihargai pemerintah hanya sampai golongan IV-A, lektor kepala. Walaupun dihargai pemerintah Republik Indonesia dengan golongan yang tidak sepantas, namun tidak memadamkan nama Hans J Wospakrik yang telah mengharumkan nama Papua, Indonesia di mata dunia.

Hans J Wospakrik pernah berpesan “  Memahami FISIKA itu tidak hanya di kepala, tapi sampai merasuk kedalam jiwa ”
Kami bangga padamu…
Karya dan namamu selalu dikenang oleh kami generasi pemuda Papua untuk terus belajar.

(Pace Imbiri)

Profil Singkat Hans J Wospakrik
sumber : http://www.penerbitkpg.com ]

hans-212x300
Dr. Hans Jacobus Wospakrik

Hans Jacobus Wospakrik lahir di Serui, Papua, 10 September 1951 dan meninggal di Jakarta, 11 Januari 2005 pada umur 53 tahun. Ia adalah seorang fisikawan Indonesia dengan reputasi mengagumkan: telah 20 kali berhasil menebus empat jurnal fisika tingkat dunia bagi publikasi hasil-hasil penelitian dalam Teori Relativitas Umum Einstein, teori medan, dan fisika partikel. Keempat jurnal itu adalah Physical Review D, Journal of Mathematical Physics, Modern Physics Letters A, dan International Journal of Modern Physics A. Di jurnal-jurnal itulah pekerjaan sebagian pemenang Nobel fisika dimaklumkan.

Hans muda pertama kali tertarik dengan teori relativitas saat guru fisikanya di SMA Negri Manokwari memperkenalkan konsep garis lengkung sebagai penghubung terpendek dua titik, hal yang membekuk perhatiannya sebab pemahaman awam dan ilmu ukur yang dipelajarinya sampai tingkat sekolah menengah menakrifkan bahwa penghubung terpendek dua titik mestilah suatu garis lurus. Pengetahuan baru itu terus mengobarkan api kuriositas di pedalaman korpusnya.

Setamat SMA ia memiliki tekad untuk menggeledah misteri itu. Pada awal 1970-an ia diterima sebagai mahasiswa Teknik Perminyakan ITB, simbol kemakmuran pada masa itu, namun gaya tarik relativitas rupanya lebih deras menyedotnya dalam rute yang kelak memandunya sebagai ilmuwan. Atas rekomendasi seorang fisikawan teori di Departemen Fisika ITB, permohonan Hans pindah jurusan dikabulkan oleh pihak rektorat.

By Admin