Aksi Penolakan DOB & Otsus Jilid 2 Oleh Mahasiswa Papua di Jayapura, foto : harun/jeratpapua.orgAksi Penolakan DOB & Otsus Jilid 2 Oleh Mahasiswa Papua di Jayapura, foto : harun/jeratpapua.org

JERATPAPUA.ORG, JAYAPURA – Aksi Penolakan Daerah Otonom Baru (DOB) dan Pemekaran di Tanah Papua yang dilakukan sebagian besar Masyarakat Asli Papua (OAP) beriplementasi pada niat besar penyelamatan seluruh aset masyarakat adat yang tertidur pulas di atas tanah ini.

Pernyataan Ketua Representasi Mee-Pago Herman Sayori bahwa alasan kuat seluruh masyarakat Adat Papua, untuk menolak DOB, yakni karena sumberdaya alam papua menjadi factor Utama Pemerintah pusat mendorong pemekaran sebagai sebagai alasan upaya percepatan pembangunan di wilayah Indoensia paling Timur ini.

“ Saya tetap berpegang pada Thema Konfrensi Dewan Adat Papua di Kaimana, yakni Selamatkan Tanah, Manusia dan Sumberdaya Alam Papua tiga hal ini membungkus kuat dari masyarakat adat Papua untuk Hidup sejahtera “tegas Ketua Representasi Mee-Pago Herman Sayori jumat,(17/6/2022).

Mimpi itulah yang membuat orang asli Papua terus berteriak dan berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang paling utama adalah kesejahteraan . kesejahteraan yang di maksud yakni mendapatkan pendidikan, Pakaian, dan rumah serta perlindungan dari Negara dan yang terakhir memiliki Tuhan.

“itu sebuah kerinduan Universal bagi siapa dia dan secara khusus untuk rakyat Papua “ujarn Herman Sayori

Sayori juga menekankan bahwa kasus-kasus pelanggaran HAM bukan saja kepada manusia , tetapi terhadap Sumberdaya Alam Papua pemerintah harus membuak Dialog yang melibatkan Pihak-pihak yang berkopenten, tampa membawa kepentinga orang kelompok kepentingan sehingga DOB yang di idamkan pemerintah Pusat berdampak baik kepada seluruh Orang Papua kedepan.

“dialog harus harus bersifat representasi dari sebuah keterwakilan dan terbuka dan di tempat netral yang bersifat nasional, secara internal Papua, secara nasional Indonesia tetapi juga secara Internasional. Dialog terhadap Pelanggaran HAM, Sumberdaya alam terdap tanah dan Manusia itu sendiri “ imbuhnya.

Aksi Penolakan DOB & Otsus Jilid 2 Oleh Mahasiswa Papua di Jayapura, foto : harun/jeratpapua.org
Aksi Penolakan DOB & Otsus Jilid 2 Oleh Mahasiswa Papua di Jayapura, foto : harun/jeratpapua.org

Sebelumnya Ketua Umum Dewan Adat Papua (DAP) Mananwir Yanpiet Yarangga mengungkapkan bahwa kondisi hari ini merupakam gelombang desakan yang sudah berulang kali di sampaikan sejak tahun 2000, namun Dewan Adat Papua melihat situasi di dua dekade ini situasi papua nampaknya semakin darurat da nada pembiaran yang sengaja di lakukan untuk mengadudomba sesame orang Papua .

Oleh sebab itu ungkap Mananwi Yarangga ada dua hal yang di tambahkan dalam konfresi pers ini adalah “saya minta pemerintah Indonesia tidak boleh main-main, presiden tidak boleh anggap remeh masalah Papua sangat kompleks “tegas Mananwir Yanpiet Yarangga
Ketua DAP bahkan meminta semua pihak untuk tidak bermain-main dengan persoalan yang dialami orang Papua di atas tanahnya, oleh sebab itu Yarangga memintah semua pihak yang memanfaatkan situasi di atas tanah ini, harus berlaku adil dan bijak  menanggapi pernyataan Dewan Adat Papua sebagai akumulasi pemberontakan dari gelombang Rakyat Papua pernah berhenti “ dengan Pernyataan ini saya pikir menjadi landasan orang papua supaya sama-sama berupaya keluar dari jebakan propaganda pemerintah dan Negara, tetapi kita sama-sama dengan serius mengawal Papua”ujar Yanpiet Yarangga.(nesta)

 

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *