JERAT PAPUA-Wirya

Jayapura, – Provinsi Papua yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah tentu saja menjadi daya tarik sendiri bagi investor yang ingin mengeruk keuntungan dengan melakukan eksploitasi sumberdaya alam berupa Mineral dan batubara, Minyak dan Gas, Hasil hutan/Kayu, Biota laut dan darat. Dalam prosesnya pasti berdampak kepada lingkungan misalnya  kerusakan lingkungan dengan adanya perusahaan HPH, Perkebunan Sawit, deforestasi, penyeludupan satwa dilindungi, pembuangan limbah pabrik dan lain sebagainya. Sementara dampak kepada  masyarakat terutama masyarakat adat yakni hilangnya penguasaan terhadap tanah ulayat, akses masyarakat terhadap hutannya semakin berkurang, masyarakat adat minim mendapatkan informasi baik dan buruk yang berimbang dari dampak adanya eksploitasi . Secara garis besar berdampak terhadap lingkungan dan Hak Ekosob masyarakat adat. Disisi lain diakibatkan lemahnya keterampilan maupun akses jaringan kerja yang dimiliki masyarakat adat..

Melihat kondisi diatas maka Jaringan Kerja Rakyat (JERAT) melakukan peningkatan kapasitas mitra dan jaringannya diantaranya melalui pelatihan investigasi , monitoring dan pelaporan kasus-kasus yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan hak Ekosob. Menurut Sabata Rumadas saat ditemui, Senin (27/10) di Biara Maranatha Waena menjelaskan mengenai tujuan pelatihan yakni:

Pertama setelah pelatihan diharapkan peserta memiliki keterampilan melakukan investigasi kasus-kasus yang terjadi di lingkungan para peserta terutama yang diakibatkan dampak  investasi dan ekplorasi SDA serta dampak dari  regulasi pemerintah dalam pemenuhan hak Ekosob.

Kedua peserta pelatihan diharapkan  memiliki kemampuan melakukan monitoring paska dilakukan investigasi untuk memperhaharui data dan informasi yang ada. Ketiga peserta diharapkan memiliki kemampuan dalam melakukan analisa dan membaut  pelaporan paska dilakukannya investigasi. Keempat adalah peserta diharapkan mampu membagi hasil investigasinya kepada jejaring mereka yang telah ada.

“Pelatihan yang mengundang masyarakat adat diharapkan jeli melihat permasalahan di daerah masing-masing. Mereka perlu tahu mengetahui latar belakang masalah masyarakat tidak hanya pergi dan mengambil data saja tapi bagaimana mendapatkan informasi yang valid, lalu dianalisa dan dibagikan dalam jaringan baik berupa file ataupun yang diprint” ujar Sabata Rumadas sebagai penanggung jawab kegiatan. Ditambahkannya untuk itu maka kami dari Jerat Papua mengundang masyarakat adat dari Peg.Bintang, Nduga, Yahukimo, Jayapura, Sarmi, Biak, Supiori, Tambrauw , Kaimana dan Keerom untuk menambah wawasan mereka dalam pelatihan investigasi, monitoring dan pelaporan untuk bidang SDA dan Ekosob.

Adapun materi yang disampaikan selama tiga hari pelatihan berupa : Investigasi sebagai dasar advokasi , Teknik Investigasi dan  Strategi , Melakukan Monitoring Kasus, praktek melakukan investigasi di Kota Jayapura dan Pembuatan Laporan Investigasi di Lapangan serta presentasi laporan dari setiap kelompok yang melakukan praktek investigasi.

Sementara tanggapan lainnya dari seorang peserta perempuan yang berpartisipasi dalam pelatihan. Yunita Sanadi yang menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat sekali. Karena selain mendapatkan materi namun juga ada sesi berbagi pengalaman antar peserta. “Saya pikir pelatihan ini sangat menarik, karena kami bisa mendapatkan banyak ilmu terkait investigasi, monitoring dan pelaporan. Apalagi ada berbagi informasi permasalahan dari daerah-daerah sehingga kami dengan sendirinya mengetahui persoalan yang ada dari para peserta lain” ujar perempuan kelahiran Sorong. Dirinya berharap kedepannya para mahasiswa juga bisa dilibatkan dalam ikut pelatihan ataupun kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi Non Pemerintah (Ornop) dengan berjaringan melakukan advokasi terutama mengenai persoalan lingkungan hidup serta Hak Ekosob. “Dan kalau bisa Jerat melakukan pelatihan tingkat lanjutan agar kami lebih menguasai lebih baik tentang  investigasi, monitoring dan pelaporan , karena waktu yang disediakan saat ini terlalu singkat yakni tiga hari saja “, ujar Yunita Sanadi yang juga Mahasiswi STT IS Kijne.

Pelatihan Investigasi , Monitoring dan Pelaporan dilaksanakan selama tiga hari sejak tanggal 27-29 Januari 2014 mengambil tempat di Biara Maranatha, Waena, Kota Jayapura dengan menghadirkan fasilitator Pietsaw Amafnini dari Jasoil. Pelatihan dibuka oleh Engelberth Dimara selaku Manager Pengorganisiran dan Pendampingan Masyarakat (PPM) Jerat Papua mewakili Sekretaris Eksekutif (SE) Jerat Papua, Septer Manufandu. Diikuti oleh 19 orang peserta terdiri dari 4 orang perempuan dan 15 orang laki-laki yan berasal dari dari Peg.Bintang, Nduga, Yahukimo, Jayapura, Sarmi, Biak, Supiori, Tambrauw , Kaimana dan Keerom dengan dukungan pendanaan dari Climate and Land Use Alliance (CLUA).

(Wirya)

foto Advokasi JERAT PAPUA 2014

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *