David Saweri (ft. Wirya)

JERATPAPUA – Kabupaten Sarmi adalah 1 dari 28 kabupaten di Provinsi Papua dan mempunyai julukan kota ombak karena letaknya berada di pesisir bagian utara Pulau Papua.

David Saweri seorang pemuda suku Isirawa dari kabupaten Sarmi. Pria dengan wajah penuh brewok dan rambut gimbal diawal tentu akan terlihat sangar. Namun saat ditemui dan diajak berdiskusi , David Saweri adalah seorang pemuda yang ramah.

 

David menceritakan pengalamannya sebagai aktivis lingkungan. Pada tahun 2003 mulai  dengan munculnya rasa kepedulian terhadap  kondisi masyarakat adat dan juga lingkungan.

Dimana masyarakat adat dari pengamatannya adalah mulai meninggalkan kebiasaan adat istiadat. Sementara dari sisi lingkungan adalah dirinya prihatin dengan adanya penebangan hutan mangrove serta abrasi yang mulai terlihat.

Sehingga dirinya berinisiatif  belajar mengkoker mangrove dan melakukan penanaman disepanjang bibir pantai Kampung Sarmo, Distrik Sarmi Kota.

Hal yang dilakukan ini pada awalnya mendapatkan cemooh bahkan makian. Hingga dianggap sebagai orang gila. “Saya dikatakan sebagai orang gila dan dimaki “, ujar David.

Tapi justru itu membuat saya tidak patah semangat bahkan menjadikan pengalama itu sebagai moto hidupnya, yakni “orang gila yang menggilakan orang lain”.

Karena dirinya ingin membangun kesadaran masyarakat adat untuk membangun kepedulian terhadap lingkungan.

Pada tahun 2013 , dirinya bersama beberapa kawan-kawannya mendirikan Komunitas Insani Peduli Sarmi (KIPAS) yang berfokus kepada isu pemenuhan hak-hak masyarakat adat dan kelestarian lingkungan.

David yang sempat kuliah di Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) menjelaskan bahwa diawal pendirian KIPAS, dirinya juga membangun komunikasi kepada pihak pihak pemerintah seperti Dinas Lingkungan Hidup namun tidak mendapatkan respon.

Walaupun mendapatkan tantangan namun dirinya bersama teman-teman di KIPAS tidak putus asa dan tetap bekerja , dan beberapa tahun kemudian ketika pemerintah telah melihat kerja-kerja KIPAS dan hasilnya serta dampak yang ada maka kini telah terjalin kerjasama yang baik.

Beberapa kampong yang telah dilakukan penanaman mangrove diantaranya Kampung Karfisia dan Maseb , Distrik Apawer Hilir; Kampung Armopa, Distrik Armopa; Pulau Liki Distrik Sarmi Kota.

Bahkan salah satu hutan Manggrove di Sarmo , Distrik Sarmi Kota, kini mulai dikenal masyarakat dan mereka mulai berwisata di Hutan Manggrove yang diprakarsai oleh David Saweri .

“Banyak masyarakat yang sekarang bersantai melepas lelah di hutan mangrove ditepi pantai” tukas David Saweri. Bahkan kedepan dirinya akan belajar membuat olahan dari buah mangrove dijadikan kue, jus dan lainnya.

Dirinya saat ini sedang membangun komunikasi di Chef Jungle Papua, Charles Toto untuk bekerja sama.

Menurut David Saweri , keberhasilannya selama ini tidak terlepas karena dukungan istrinya bernama Dominggas Sepa serta kawan-kawanya diantarnaya Frengky Mauri, Anderson Ramandey dan masih banyak lagi.

Dirinya berharap kedepan semakin banyak masyarakat adat yang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Sarmi. (Wirya)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *