Sekitar 50 anggota pemuda yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Papua Indonesia (GEMAPI) dan Forum Lintas Agama (FORMULA), Kota Jayapura, terlibat dalam pengamanan dan kelancaran arus lalu lintas pada Shalat Idul Fitri,
Senin 28 Juli 2014.
GERAKAN MAHASISWA PAPUA INDONESIA (GEMAPI)
FORUM LINTAS AGAMA (FORMULA)
“Membangun kesadaran kolektif tentang pentingnnya toleransi dan humanisme dalam pluralisme”
dalam Kegiatan Pengamanan Shalat Idul Fitri 1435 H
Alangkah indahnya Negara ini, Negara yang terbingkai keberagaman Perbedaan bukan untuk bermusuhan apalagi berperang. Perbedaan menjadikan kita saling toleransi. Kita lahir dari satu Rahim, Rahim Ibu Pertiwi. Jangan tumpahkan noktah merah di atas permadani ini, bila tak ingin Ibu Pertiwi menangis.
Keragaman merupakan starting point bagaimana Indonesia dibangun. Pluralitas Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Keragaman ini diakui atau tidak, dapat menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, nepotisme, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan, dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk menghormati hak-hak orang lain, merupakan bentuk nyata sebagai bagian dari multikulturalisme tersebut.
Mencermati peristiwa-peristiwa yang mengatasnamakan agama dari fundamentalisme, radikalisme hingga terorisme akhir-akhir ini yang semakin marak terjadi, membuat pandangan mata dan hati kita menjadi bertanya-tanya, ada apa dengan Negara ini?
Masyarakat Indonesia yang majemuk juga merupakan umat beragama yang hingga kini masih terjebak pada praktek-praktek persaingan doktriner dan missioner/dakwah, demi memperoleh pengikut yang berkuantitas. Peningkatkan kualitas kehidupan umat beragama dalam menghargai kemajemukan nyaris nihil. Keyakinan agama dirumuskan dan diimplementasikan dalam kerangka menolak keberadaan agama lain.
Tidaklah mengherankan jikalau agama-agama justru sarat memuat dan menjadi sumber persoalan dari pada muncul memecahkan persoalan-persoalan. Agama-agama menjadi jauh dari realitas kehidupan sehari-hari, tidak peduli dan tidak memperoleh peluang untuk berinteraksi, berefleksi tentang dinamika hubungan sosial.
Semestinya agama-agama tidak sebatas hanya memuat ketaatan ilahi semata yang harus dilakukan dalam arti doctrinal-institusional semata, tetapi lebih sebagai kekuatan iman, yang peduli pada persoalan-persoalan sosial di masyarakat. Agama-agama akan menemukan maknanya yang sebenarnya, yaitu sebagai kekuatan perdamaian yang akan sangat menghargai proses demokrasi dan transformasi di masyarakat. Berkaitan dengan hal ini, pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur, dll.
Karena itulah hal yang terpenting sebagai pemuda tidak hanya dituntut untuk menguasai teori belaka namun juga menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme atau menanamkan nilai-nilai keberagaman yang inklusif pada lingkungan sekitar. Pada gilirannya output yang dihasilkan dari keberagaman mampu menerapkan nilai-nilai keberagamaan dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan kepercayaan lain.
Kegiatan ini sedianya dilaksanakan pada Hari/Tanggal: Senin, 28 Juli 2014. Adapun tempat pelaksanaan di beberapa titik di wilayah Kota Jayapura yang digunakan Shalat Idul Fitri yakni :
- Halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua Dok II Jpr
- Lapangan Brimob Kotaraja
- Halaman Auditorium Uncen
- Halaman Kantor Otonom Kotaraja
- Lapangan Den Zipur 10 Waena
Tujuan Kegiatan ini, yaitu :
- Internalisasi nilai-nilai pluralisme
- Membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya toleransi dan humanisme;
- Mempertegas komitmen kebersamaan dalam keberagaman;
- Silatuhrahmi pemuda lintas agama;
- Melahirkan agen-agen yang berwawasan humanis dan pluralis.
- Menepis isu penutupan 17 gereja di Provinsi Aceh.
- Terus menjaga Papua sebagai Zona aman.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh :
Gerakan Mahasiswa Papua Indonesia (GEMAPI);
Forum Pemuda Lintas Agama (FORMULA);
Dengan melibatkan 50 Orang anggota di 5 (Lima) titik lokasi.
Hormat Kami,
RALF REVASSY