Serui, 5/8/16. Seperti biasanya, matahari terbit di timur Papua, teriknya menyegat tubuh para nelayan dan pemangkur sagu, cahayanya semakin terik terpantul jernihnya air laut dan putihnya karang gunung. Terdengar suara anak-anak yang bercermin pada papan hitam berbaris gambar foto kampung mereka, kampung Sarawandori.
Sentak terdengar kalimat demi kalimat “itu saya, itu tong pu rumah, itu tete, itu sekolah saya, itu perahu saya” dari anak-anak yang masih polos dan lugu. Lagi dengan senyum orang tua yang datang melihat foto-foto mereka, senyum dan terkesimah sambil bercanda satu sama lain sesama orang tua.
Muncul pertanyaan, kalian dapat foto ini darimana, bagaimana caranya kalian foto, kapan kalian foto ? tanya masyarakat pada Theys Wopi, Nita Fonataba, Yenny Fonataba, Mardiles Mansai, Yetty, Thimotius Yantori, Natalia, Paul Baka dan Markus Imbiri. Kami pun menjawab, kami dari komunitas Mawampi Photografer, datang ke sini mau pameran, sekalian launching website. Kami ingin perlihatkan hasil foto-foto kami yang kami potret di kampung ini, agar masyarakat melihat indahnya kampung Sarawandori.
Kampung ini berasal dari kata Sarar yang artinya dari gunung dan Wandori yang artinya hidup bersama/kumpul di tempat ini, artian dari bahasa suku Onate (Yawa Unat) kabupaten Kepulauan Yapen, tutur kepala kampung Sarawandori Dua, Mikhael Karubaba.
Kampung ini ditetapkan sebagai salah satu kampung wisata di kabupaten kepulauan Yapen. Betapa indahnya kampung ini dengan stuktur alamnya yang membentuk telaga yang teduh tenang, lautnya yang kaya akan ikan, karang dan hingga budidaya rumput laut yang sangat cocok dengan kondisi iklim kampung yang memiliki pantai wisata MIOKA.
Sembari berbagai pasang mata yang melihat foto-foto pameran, terdengar ucapan sambutan ketua Dewan Adat Yapen, Bapak Apolos Mora. Tokoh adat ini mengatakan “dua jempol untuk kalian anak-anak muda, kalian buat kami orang tua bangga pada kalian”, pujinya sambil mengacungkan dua jempol jari tangannya pada ketua panitia Markus Imbiri.
Tak hanya itu, hal senada juga disampaikan Bapak Pendeta Lukas Takanyuai usai memimpin doa pembukaan, katanya “anak-anak ini mereka punya kreatifitas yang patut diapresiasi. Saya selaku masyarakat kampung Sarawandori sangat terkesimah dengan aktifitas mereka. Alasannya karena mereka rata-rata adalah pegawai negeri sipil, honorer, ada yang guru, ada yang berkeluarga tapi rela datang dengan anaknya untuk mempersiapkan kegiatan, hal ini sangat menarik, Tuhan berkati kalian anak-anak muda” tuturnya.
“Ada yang tanya, Pa Bupati, ini kegiatan dinas mana, saya menjawab ; ini bukan kegiatan dinas, ini kegiatan anak-anak muda” jelas Bupati kabupaten Kepulauan Yapen, Tonny Tesar,S.Sos dalam sambutannya.
Anak-anak muda ini, mereka berkarya, tunjukan bukti dan kami pemerintah daerah membantu mereka. Hal ini patut diapresiakan kepada komunitas ini, kami berterimakasih kepada mereka atas ide-ide baik mereka membangun Yapen, kata Bupati lagi.
Rasa terimakasih itu pun kami ucapkan kepada masyarakat kampung Sarawandori satu dan dua, dengan memberikan foto-foto yang kami pajang secara gratis. ” Silahkan ambil Mama, Bapa dan Ade, Kaka semua, silahkan lepas foto-foto” ucap Theys Wopi, dengan demikian acara Launching Website dan Pameran Foto di kampung Sarawandori, kamis 4 Agustus 2016 berakhir. (*)