Abepura, 28/5/2015. Jaringan Kerja Rakyat (JERAT) Papua hadir sebagai sebuah lembaga jaringan berbasis masyarakat adat yang bekerja untuk mengadvokasi hak-hak masyarakat adat atas sumber daya alam, hak ekonomi, sosial dan budaya. Serta mendorong masyarakat adat untuk bangkit menjadi masyarakat Papua yang sejahtera. Untuk mencapai masyarakat yang sejahtera, sangat perlu untuk dukungan aspek hidup yang lain, diantaranya kesehatan.

Kesehatan di Papua dalam era Otonomi Khusus (Otsus) sejak tahun 2001 hingga saat ini, menjadi polemik tersendiri bagi pemerintahan dan masyarakat. Masalah kesehatan dan pelayanannya sering menjadi persoalan yang berdampak langsung pada masyarakat yang hidup di Tanah Papua.

Dalam pandangan itu JERAT Papua perlu melakukan kegiatan-kegiatan penguatan masyarakat dengan harapan baik secara individual maupun kolektif, sehingga mampu menghadapi segala permasalahan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan mereka, terutama dalam kaitan dengan kesehatan.

 

WORKSHOP JERAT PAPUA 2015

Penyelenggara kegiatan Workshop, Markus Imbiri mengatakan, masalah kesehatan dan pelayanannya sering mejadi persoalan yang berdampak langsung pada masyarakat yang hidup di Tanah Papua. Perkembangan teknologi komunikasi dipandang perlu bersinergi dalam penggunaannya untuk mengurangi masalah-masalah yang terjadi dalam isu kesehatan.

“Untuk maksud itu, maka pada tahun 2015 ini sebagai tindak lanjut dari program SMS gateway kerjasama dengan KINERJA USAID untuk isu perubahan layanan kesehatan pada Puskesmas dampingan KINERJA USAID di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika dan Jayawijaya, kami Jerat Papua telah melakukan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas untuk Jurnalis Warga,” kata Imbiri usai Workshop Pemetapan Isu Kesehatan untuk Peningkatan Pelayanan termasuk korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di aula Balai Diklat Sosial, Kampkey Abepura, Jayapura, Kamis (28/5/2015).

Dijelaskan, kegiatan tersebut diadakan dengan maksud menjadi wadah penjaring isu untuk memetakkan masalah kesehatan di Papua, sehingga menjadi acuan dalam penulisan briefing paper yang akan disosialisasikan kepada pemerintah terkait, guna perubahan layanan publik.

“Tujuannya ada dua, yakni untuk memberi penguatan kapasitas kepada Jurnalis Warga (JW), petugas kesehatan serta masyarakat yang tergabung dalam Multi Stakeholder Forum (MSF). Terus, yang kedua adalah membangun suatu jaringan informasi, kerjasama antar masyarakat dan petugas kesehatan yang diharapkan dapat berkembang informasi untuk perubahan layanan publik serta pemerataan informasi di Tanah Papua,” jelas Markus Imbiri.

Ia mengharapkan, terbangun jaringan kerjasama dari JW, petugas kesehatan dan masyarakat yang terupdate pada website jeratpapua.com sebagai sentral publikasi dengan mengutamakan kaidah jurnalistik.

WORKSHOP JERAT PAPUA 2015-1

Di hari pertama kegiatan tersebut, ada tiga narasumber membawakan materi berhubungan langsung dengan kehidupan dan kesehatan. Pemateri pertama, Barbalina Auparay yang juga adalah Staf Puskesmas Abepantai membawakan materi tentang Pelayanan Kesehatan Puskemas Abepantai. Pemateri kedua oleh pengelolah Klinik Walihole, Agnella Chingwaro (HIV dan AIDS Consultant), dan pemateri ketiga Bertha Mansawan, selaku Kepala Bidang Data dan Analisa, Badan Pemberdayaan Perempuan Kota Jayapura.

Salah satu peserta Workshop, Fransiskus Kobepa mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut, karena workshop ini dapat meningkatkan kapasitas JW dan MSF dalam membangun suatu jaringan informasi.

“Sangat senang mengikuti selama dua hari ini. Sebab, materi yang disampaikan itu setidaknya membuka cakrawala agar kita lebih mengetahui keadaan kesehatan di Tanah Papua. Sehingga kita turut mengambil bagian untuk upaya mencegah dan melayani sesama,” kata Kobepa.

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *