“Hutan bakau yang terbesar di dunia nomor dua setelah Sundarbans, namun ini tidak sering diungkap dan ini bukan hanya di Mimika namun sampai ke Asmat. Jadi Mimika dan Asmat memilki sumber daya alam yang luar biasa. Sehingga, saat ini sangat perlu dijaga karena sudah mulai ada investor yang masuk,” ujar Deputy Chief of Party USAID Indonesia Forest and Climate Suport (IFACS), Nevile Kemp, di Rimba Papua Hotel.
Dikatakannya, untuk dapat melestarikan SDA yang dimiliki, maka diperlukan adanya hubungan kerjasama yang baik antara semua pihak, baik itu swasta maupun pemerintah daerah. Pasalnya SDA yang dimilki adalah merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar masyarakat yang ada di Papua pada umumnya dan Timika pada khususnya.
“Semua stake holder diharapkan dapat berperan penting untuk menjaga kelestarian hutan mangrove untuk masa depan. Supaya ada kerangka yang jelas dari masing-masing stake holder tentang posisinya ada dimana, perannya seperti apa, tanggung jawab serta haknya seperti apa. Agar kelestarian hutan bakau ini tetap dijaga secara berkesinambungan,”ungkapnya.
Nevile mengatakan, khusu untuk Mimika banyak sekali peluang untuk mendatangkan investor asing. Pasalnya Mimika dikenal sebagai daerah pertambangan yang sangat besar. Oleh sebab itu dikatakannya, pemerintah seharusnya dapat memahami akan pentingnya pelestarian lingkungan.
“Masyarakat mungkin melihat dari segi penghidupan dan budaya, sementara pemerintah melihat dari segi investasi atau keuntungan ekonomi. Tidak penting dari sudut mana kita melihat, tapi ujungnya semua bermuara pada pelestarian dan pengelolaan hutan bakau secara baik. Investor yang mau masuk di daerah ini tidak apa-apa namun perlu diatur dengan baik. karena masyarakat Mimika khusunya Suku Kamoro sebagian besar memilki penghasilan dari hutan bakau. Jadi bakau itu sangat penting untuk menyediakan ikan dan sumber kehidupan lain,”jelasnya.
Dikatakannya, USAID IFACH sudah melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan program untuk melindungi hutan bakau, namun kalau kami tidak punya bingkai yang jelas, atau kerangka yang jelas, belum tentu semua programnya dapat berhasil. Namun kami akan mengusahakan untuk melindungi sumber daya alam yang ada.
“Jadi kita mengharapkan semacam badan yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasi semua kegiatan di sana dan memberikan laporan langsung kepada pemerintah, agar kita tahu bagaimana perkembangan yang terjadi,”tandasnya.
Sementara itu, Berthy Sopacua, selaku Staf Ahli Bupati Mimika dalam kegiatan yang dilaksanakan dalam pembacaan sambutan Bupati Mimika mengatakan, dengan dilakukanya kegiatan ini warga Mimika dapat mengerti pentingnya kawasan mangrove yang ada di pesisir perlu di pelihara dan dirawat sebaik mungkin, sehingga terjadi abrasi serta kerusakan ekosistim pantai yang akan berimbas bagi masyarakat yang mediami wilayah pesisir. (Sumber : Jubi/Eveerth)