Jayapura,- Upaya keras dari Solidaritas Pedagang Asli Papua (Solpap) untuk menyediakan tempat yang representatif bagi pedagang asli Papua , hingga 7 tahun berjalan ternyata belum juga dapat direalisasikan oleh pemerintah provinsi Papua. “Segala cara telah kami tempuh, tapi hingga saat ini ternyata pasar tersebut tidak dapat direalisasikan” ujar Roberth Jitmau saat ditemui di BTN Kamkey , minggu (27/10). Tekait dengan adanya rumor bahwa pasar mama-mama Papua adalah pasar politik, dirinya membantah tentang rumor yang beredar bahwa pasar ini adalah pasar politik karena pasar ini harus menunjukkan tentang upaya keberpihakan terhadap potensi budaya, potensi ekonomi yang dimiliki masyarakat adat. “Jadi bukan sebagai pasar politik. Tapi sebagai pasar tradisional khusus bagi masyarakat asli Papua. Misalnya di Yogyakarta ada pasar bringharjo, di Solo ada Pasar Klewer dan lainnya di wilayah Indonesia. Hal ini perlu diketahui oleh publik “, ujar Sekretaris Solpap.Ditambahkannya oleh Roberth Jitmau bahwa kedepannya pasar tradisional tersebut menjadi peluang sebagai tujuan wisata di Jayapura, karena di pasar tersebut menjajakan juga hasil seni dan budaya asli Papua ataupun turis ingin melihat kondisi pasar mama-mama asli Papua. Sementara itu Yusak Toruk seorang aktivis mahasiswa sangat prihatin dengan kondisi mama-mama Papua yang berjualan ditepi jalan-jalan. “Mereka butuh tempat yang representatif untuk berjualan, walau saat ini telah ada tempat untuk berjualan namun masih dipinggir jalan dan kadang digusur oleh Satpol PP karena dianggap mengganggu keindahan Kota Jayapura. Sudah saatnya di era Otsus pemerintah menunjukkan keberpihakan dengan membangun pasar-pasar yang represetantif bagi orang asli Papua terutama dengan arsitektur Papua”. Dirinya berharap bahwa pasar Mama-mama nantinya juga menjadi salah satu ikon bangunan dengan ciri khas Papua ataupun Numbay yang dapat berdiri dan dapat direalisasikan dalam waktu dekat ini tambah alumni Uncen . “Perjuangan mama-mama Papua agar punya pasar yang represetantif belum juga direalisasikan walau telah hampir tujuh tahun. Para elit hanya janji tinggal janji saja” ujar Yusak mimik serius. (WS)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *