foto nesta (istimewa)foto nesta (istimewa)

Jerat Papua.org, Jayapura – Masyarakat Adat menaruh harapan besar pada pesta Demokrasi Pemilihan Umum yang sudah berlangsung 14 Februari 2024 agar mewujudkan perjuangan masyarakat Adat dari Ketidak adilan dan pemerataan di segala sektor.

Harapan itu di sampaikan Oleh Masyarakat Adat  dan juga Tokoh Pemuda Sentani Jhon Maurits Suebu, dimana dirinya mengharapkan pada Pemilu 14 Februari 2024 yang sudah di lalui menghasilkan keterwakilan masyarakat Adat khususnya Bhuyaka atau suku Sentani lebih banyak duduk di parlemen sehingga mewakili suara-suara anak kampung yang terhenyang selama ini.

Pernyataan ini di lontarkan setelah beberapa tahun belakangan masyarakat Adat Bhuyaka seperti tergusur oleh sebuah sistem yang tak elok hingga membuat banyak hak-hak mereka yang terpasung oleh sistem yang menggerogoti semua sendi kehidupan masyarakat adat Bhuyaka .

” Beberapa tahun belakangan masyarakat adat Sentani seperti anak ayam kehilangan induk. tidak saja sektor politik, kami juga tergusur persaingan ekonomi, Politik dan degradasi budaya yang mengancam eksistensi kami diatas tanah adat kami ” ungkap Jhon Maurids Suebu, Senin, ( 12/2/2024).

Lanjut Jhon Suebu yang juga sekretaris Forum Peduli Kemanusian Kabupaten Jayapura yang banyak berteriak soal hak-hak masyarakat adat ini, fenomena ini tidak saja terjadi bagi Masyarakat Adat Bhuyaka Sentani, melainkan juga terjadi di seluruh Tanah Papua yang juga memperjuangkan hak yang sama yakni hak Politik dan Eksistensi Masyarakat Adat Papua saat ini.

” Bukan kita saja yang berteriak seluruh tanah Papua juga menggaungkan hal yang sama ” katanya.

Dirinya bahkan menekankan kepada penyelenggara pemilu untuk serius mengawasin jalannya proses demokrasi ini dengan baik, sehingga tidak terjadi politik kotor seperti politik uang yang banyak merugikan masyarakat adat Papua yang menurut pengembalian hak politiknya.

” Penyelenggara KPU, Bawaslu, Kepolisian harus serius mengawasi ” tuturnya.

Selain itu dirinya mengajak kepada seluruh masyarakat Adat Bhuyaka untuk datang ke TPS dan menyalurkan Hak suaranya , dengan melihat Nasib Masyarakat Adat beberapa tahun belakangan sehingga jangan salah pilih, agar tidak lagi menjadi penonton di atas Negerinya .

Ketua Pemuda Adat Port Numbay Rudy Mebri menilai Pemilihan umum seakan membuka kembali tabir kelam perjuangan masyarakat adat , dimana Presiden Jokowi menggunakan Atribut Masyarakat Adat dalam setiap moment hari kenegaraan hanya sibol belaka atau Nol besar “O” dana tanda kutip kemana Negara saat masyarakat adat memperjuangkan RUU Masyarakat yang tidak kunjung di sahkan hingga saat ini.

” Kalau mengukur apa hasil pemilu masyarakat adat tetap korban dalam Negara, Karena Kepentingan Kapitasi akan di utamakan sehingga masyarakat adat akan terus menjadi korban sekalipun janji presiden Jokowi akan mensakan RUU Masyarakat Adat , tidak pernah di lakukan ” tegas Rudy Mebri Ketua Pemuda Port Numbay Kota Jayapura

Rudy Mebri mengharapkan adanya lebih banyak keterwakilan masyarakat adat yang masuk melalu mekanisme Partai Politik pada Pemilu 14 Februari 2024 sehingga lolos dan duduk di Parlemen dan memperjuangkan hak -hak masyarakat adat termasuk RUU Masyarakat adat.

” Kala tidak ada keterwakilan masyarakat adat, maka sama saja kita akan kembali ke 10 tahun lalu ,Jokowi menggunakan simbol Baju adat pada 17 Agustus tetapi tidak punya simbol keberpihakan kepada masyarakat Adat , hanya simbol belaka ” NOL Besar ” ungkap Rudy.

Sekedar diketahui bahwa pemilu 2024 akan berlangsung 14 Februari mendatang, hampir 300 lebih keterwakilan masyarakat Adat di Papua  yang masuk maju sebagai Caleg Baik DPRD Kabupaten/Kota , DPRD Provinsi dan DPRI. Selain itu Masyarakat Adat juga akan memilih Perwakilan DPD RI Presiden dan Wakil Presiden.(Nesta)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *