Biak, Sekolah Budaya Kampung (SBK) yang terletak di Kampung Opiref, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor merupakan sebuah alternatif dalam upaya merevitalisasi nilai budaya yang semakin terkikis oleh moderanisasi. Peran perempuan dalam budaya sangat penting. Perempuan juga tidak tinggal diam dan berperan dalam pelestarian budaya dengan sekolah budaya. “Karena juga mengangkat jadi diri seorang perempuan.Perempuan Byak yang baik adalah mengenal dirinya sendiri, lingkungan dan semua perempua yang ada” ujar Beatrix Yensenem saat ditemui disela-sela kegiatan Semiloka Sekolah Budaya pada Mei lalu di Hotel Mapia Biak, Jumat (29/05).
“Dalam pembelajaran, perempuan juga bisa ikut serta. Misalnya perempuan terlibat mengukir , wor dan tarian dan keindahan suara mereka diperdengarkan kepada masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang ada” tambah Kepala Sekolah SMPN 1 Opiaref, Distrik Biak Timur.
Ditambahkan oleh bahwa pada sekolah budaya ada anak perempuan yang ikut dalam tari, wor dan ukir juga. Itu artinya perempuan juga terlibat dalam melestarikan budaya bahkan mereka ada yang anak-anak hingga remaja.
Seorang Aktivis Perempuan Byak , Mama Selvy Rumbiak saat ditanya tanggapannya mengenai SBK yang diprakarsai oleh Yayasan Anak Dusun Papua (Yadupa) “Saya terharu dengan kegiatan SBK , kenapa baru sekarang karena sudah ada moderenisasi. Dan Puji Tuhan karena masih ada anak-anak negeri yang mau lestarikan budaya dan juga dengan melibatkan perempuan” ujar Mama Selvy Rumbiak.
Dirinya mengatakan bahwa perempuan itu dibentuk dulu dari diri sendiri melalui budaya. Kalau dia tidak kenal budayanya maka bukanlah perempuan sejati. ‘Memang masih ada rasa perempuan dibawah laki-laki dan terus dituntun oleh laki-laki, tapi kita harus sejajar dengan laki-laki dan bukan untuk merampas hak laki-laki” tambah perempuan paruh baya ini.
Dirinya berharap terutama bagi generasi perempuan, secara khusus bagi yang muda bahkan yang masih duduk di SD dan SMP, degan wadah ini adalah penting agar kita kenal jati diri kita dengan budaya . “Budaya itu kental dengan masyarakat Papua. Tapi kita anggap kita mulai diskriminasi dengan era globalisasi, “ ujar Mama Selvy Rumbiak.
Mama Selvy Rumbiak berharap kepada perempuan Perempuan Papua secara umum dan secara khusus perempuan Byak, mari kita bangkit dari keterpurukan kita , mari kita lihat generasi masa depan yang melekat dengan budayanya sendiri.
(Wirya Supriyadi)