JERATPAPUA.ORG, Jayapura, – Jarang terdengar dan kurang mendapat perhatian publik, begitulah mereka satu-satu Cenderawasih papua yang kokoh berdiri untuk sebuah Kebenaran dan keadilan bagi kaum-kaum marjinal .
Dialah Rosita Tecuari Wanita tangguh yang lahir dari klen Tecuari Suku Namblong yang berada di lembah Grime Nawa Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Pertama kali muncul ke publik ibu rumah tangga yang merupakan anak perempuan dari Kepala Suku Tecuari ini gigih memperjuangkan hak atas tanah adat mereka yang di babat oleh Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT Permata Nusa Mandiri di Lembah Grime Nawa tepatnya di perbatasan Nimboran dan Unurunguay Kabupaten Jayapura.
Sebagai anak kepala Suku, perempuan ini tak gentar untuk berdiri di depan dalam menyuarakan aspirasi dan hak-hak masyarakat adat yang di rampas oleh investor-investor yang mengabaikan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM).
“kami tidak setuju ada aktiftas atau perusahaan apapun di atas tanah dan hutan kami, karena itu adalah satu-satunya hutan bagi kami. Yang di berikan leluhur kepada kami dan kami juga harus mempertahankan itu untuk anak cucu. “Tegas Rosita Tecuari dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Suku Namblong.
Rosita berpandangan bahwa hutan dan tanah adalah satu kesatuan yang tidak boleh terpisahkan dengan manusia , hutan juga memberikan manfaat ganda kepada makluk hidup lain yang hidup dan berkembang biak di dalam hutan tersebut, sehingga korelasi itu kata Rosita Tecuari memberikan kehidupan dan keberlangsungan hidup bagi semua .
“ ada satwa yang ingin hidup di dalam hutan , ada babi hutan, kuskus , tikus Tanah , Rusa dan Burung Surga Cenderawasih menggantungkan hidupnya dalam hutan. Sebelah Timur Lautan, Barat di Berikan untuk Transmigrasi, dan sebelah selatan untuk Sawit sehingga hutan ini menjadi sentral untuk menyelamatkan semua yang ada di dalamnya “Ungkap Ibu Rosita.
Perjuangan yang dirinya dan Masyarakat adat Namblong lakukan hanyak untuk menjaga warisan nenek moyang yang sudah di berikan sejak turun temurun, tidak ada kata menyerah selama apa yang di perjuangkan untuk sebuah kebenaran untuk menyelamatkan insan hidup yang lain .
“saya tidak akan menyerah, saya akan bersuara sampai ada jawaban dari semua pihak, pemerintah harus segera mencabut ijin pengoperasian perusahaan Sawit dari atas tanah adat kami Suku Namblong “minta Ketua Organisasi Perempuan Adat Suku Namblong tersebut.(nesta)