JERATPAPUA.ORG, JAYAPURA – Kasus Penyerangan terhadap tenaga guru dan tenaga kesehatan di distrik Anggruk Kabupaten Yahukimo oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), pada 21 maret 2025 lalu, hingga menewaskan 1 orang Guru asal Flores Timur, NTT, Rosalia Rerek Sogen dan 6 orang lainnya luka-luka hingga belasan bangunan hangus di bakar.
Insiden memilukan itu menuai reaksi dari berbagai pihak yang peduli pembangunan kemanusian di tanah Papua, salah satunya datang dari Sinode GKI di Tanah Papua yang menyesalkan insiden penyerangan dan teror terhadap guru dan nakes serta umat GKI di wilayah Anggruk Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan yang selama ini di nilai aman.
Ketua Sinode GKI di Tanah Papua Pdt. Andrikus Mofu pada konfrensi pers di kantor Sinode GKI di Kotaraja dalam rabu, (26/3/2024) mengutuk aksi tidak manusiawi yang di lakukan oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka OPM hingga jatuhnya korban jiwa, apa lagi mereka adalah guru yang menjadi garda perubahan pendidikan di tanah Papua sehingga tidak di benarkan tindakan tersebut secara kemanusian.
” Peristiwa penembakan para guru dan tenaga kesehatan medis di kabupaten Yahukimo distrik Anggruk pada 21 maret 2025 sangat kami sesalkan serta membuat kaget semua pihak secara khusus pimpinan GKI di Tanah Papua ” ungkap Ketua Sinode GKI di Tanah Papua Pdt. Andrikus Mofu,MTH di Jayapura rabu, (26/3/2025).
Ketua Sinode GKI Pdt. Andrikus Mofu, MTH menegaskan bahwa sejak tahun 1961 pelayanan Injil di Kabupaten Yahukimo Distrik Anggruk merupakan wilayah yang aman dan damai, dimana anggruk merupakan wilayah pelayanan GKI di Tanah Papua di Klasis Yalimu distrik anggruk terdapat 65 Jemaat yang tersebar di 8 lingkungan dan 9 distrik. ” Sedangkan di pusat distrik sendiri sinode memiliki SD YPK Daniel Anggruk dimana guru-gurunya yang menjadi korban bekerja sebagai pengajar pusat Yalimu Anggruk sangat aman tidak pernah terjadi peristiwa kekerasan seperti ini ” tegas Ketua Sinode GKI di Tanah Papua Pdt. Andrikus Mofu, MTH
Pihak Sinode GKI merasa sangat penting untuk menyikapi persoalan ini, apa lagi dengan beradarnya informasi soal penyerangan dan pembunuhan tenaga Guru yang notabena bekerja di sekolah -sekolah di bawah naungan GKI di Tanah Papua yakni YPK.
Sementara itu di tempat yang sama Wakil Ketua I Sinode GKI di Tanah Papua Pdt. Hiskia Rollo, S.Th, MM mengakui persoalan kemanusian yang terjadi, telah di laksanakan dengan beberapa pihak termasuk Kementrian Sosial, pemerintah Kabupaten Yahukimo untuk menyikapi persoalan ini. pihak Gereja tidak tinggal diam karena yang menjadi korban adalah bagian dari umat yang menjadi tanggung jawab GKI di Tanah Papua . sebagai ketua PGI di tanah Papua dan wakil ketua III persekutuan gereja-gereja di tanah Papua menghimbau kepada semua pihak yang bekerja dan melayani di tanah Papua, memberikan pendampingan dan penguatan sehingga tidak lagi terjadi insiden kemanusian serupa di seluruh tanah Papua.
“masalah kemanusian khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan harus mendapatkan perhatian serius, tidak saja tanggung jawab GKI tetapi harus menjadi tanggung jawab kita bersama ” tambah Wakil Ketua I Sinode GKI di Tanah Papua Pdt. Hiskia Rollo
Sisi lain Pdt. Hiskia Rollo mengungkapkan bahwa, peristiwa kemanusian seperti ini tidak dapat di terima oleh siapapun, apa lagi yang menjadi korban adalah guru-guru yang notabene bukan orang asli papua namun mereka rela meninggalkan kampung halamannya untuk mengabdi bagi tanah Papua dan generasi Papua.
” mereka yang sudah mengambil keputusan, untuk mengabdi di tanah ini, meninggalkan orang tua, keluarga dan sanak saudara, sangat di sayangkan peristiwa ini ” tuturnya.
Berikut pernyataan sikap GKI di Tanah Papua
ni Rabu tanggal 26 Maret 2025 kami Badan Pekerja Sinode GKI Di Tanah Papua menyampaikan bahwa:
- Kami sangat sedih berdukacita dan menyesali peristiwa yang terjadi pada wilayah Pelayanan GKI dimana para guru dan tenaga Kesehatan telah bekerja bagi kemanusiaan dalam mencerdaskan serta melayani Kesehatan masyarakat menjadi korban akibat kekerasan yang telah terjadi.
- Peristiwa penyerangan bkepada tenaga pendidik, merusak sekolah, menyerang tenaga medis sungguh-sungguh merusak pekerjaan Injil yang telah membawa terang keselamatan,merusak iman kekristenan , pembebasan serta merusak nilai nilai kemanusiaan di jantung pusat Pekabaran InjiI GKI di daerah pedalaman Papua di Klasis Yalimu Angguruk pada masa-masa minggu sengsara Yesus Kristus.
- Para pendidik dan tenaga medis sedang melakukanamanat Agung Yesus Kristus dalam Injil Matius 28: 19-20
- Tindakan kekerasan ini bukan hanya mengakibatkan korban dari para guru dan bagi kemajuan orag asli Papua untuk maju dan menjadi tuan di negerinya sendiri.
- Peritiwa ini sangat kami sesali sobab akibat yang ferjadi pada kondisi ini adalah akhirnya saat ini mengungsi ke hutan, ini mengakibatkan kekuatiran kami akan kondisi Kesehatan,kemanan para pengungsi khususnya peremuan dan anak,
- Peristiwa ini mengakibatkan akses keluar masuk bagi pelayanan public dan aktifitas masyarakat bagi usaha pencaharian masyarakat dan pelayanan baik pemerintah maupun gereja menjadi terganggu.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami menyatakan:
- Turut berduka Bersama keluarga ibu guru Rosalia Rerek Sogen dan para guru dan tenaga medis yang telah menjadi korban atas perisriwa ini.
- Warga GKI Di Kabupaten Yahukimo dan sekitarnya untuk tetap tenang dan kami akan segera berkoordinasi untuk memastikan keselamatan bagi warga gereja yang ada di Anggruk maupun di hutan tempat pengungsian saat ini.
- Meminta kepada Penatua,Penginjil,Guru Jemaat,Pendeta,Pemerintah daerah,aparat TNI dan Kepolisian mengecek penyebab situasi ini,melakukan percakapan pastoral untuk menenangkan Masyarakat yang adalah warga gereja
- Sinode GKI akan segera mengambil Langkah cepat dalam kerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan untuk menangani situasi di Klasis GKI Yalimo Angguruk
- Menghimbau agar pihak – pihak yang tidak berkepentingan agar berhenti menyebarkan berita-berita hoax atas peristiwa ini. (Nesta)