Kepulauan Vanuatu, negara kecil di Pasifik Selatan yang dihantam Badai Siklon Pam, mendeklarasikan status darurat, hari ini Minggu 15 Maret 2015.

“Pemerintah menetapkan status darurat untuk seluruh wilayah negara,” ucap juru bicara Badan Bencana Nasional Vanuatu Paulo Malatu.

“Saat ini terkonfirmasi enam kematian di Port Villa dan 20 orang luka-luka,” sambung Paulo.

Jumat kemarin, pemerintah Vanuatu mengevakuasi ribuan warga di Port Villa ke 23 pusat pengungsian. Saat hujan dan angin sedikit mereda satu hari setelahnya, masyarakat mulai keluar dan melihat tempat tinggal mereka semua sudah rusak atau hilang sama sekali.

Pejabat World Vision, Chloe Morrison, mengatakan aliran listrik belum menyala di seantero Vanuatu. Masyarakat di wilayah pinggiran pulau juga tidak mendapatkan akses air bersih dan komunikasi dengan dunia luar. Komunikasi menjadi masalah utama setelah Badai Pam menghantam Vanuatu. kata Morrison yang dikutip dari Metrotvnews.com

“Keadaan di luar sana masih cukup berbahaya. Sebagian besar warga masih bertahan di pengungsian,” ucap Morrison. Kementerian Luar Negeri mengonfirmasi enam orang warga negara Indonesia yang berada di Vanuatu selamat dari Badai Pam.

Sementara itu BBC.CO.UK menerbitkan berita Seorang juru bicara Organisasi Palang Merah mendeskripsikan situasi di lokasi bencana seperti ‘kiamat’, dan di beberapa kawasan, seluruh desa habis disapu badai.

Sedikitnya delapan orang dilaporkan meninggal dunia tetapi jumlah pasti korban tewas dikhawatirkan akan meningkat setelah tim penolong tiba di lokasi terluar pulau itu.

Ribuan orang tinggal di barak pengungsian. Oxfam Australia mengatakan bencana ini meluluhlantakkan seluruh sendi sendi kehidupan. Badai kategori lima dengan angin berkecepatan 270 km/jam itu, keluar dari jalur yang diperkirakan dan menghantam kawasan padat penduduk pada Jumat malam. Populasi Vanuatu yaitu 267.000 orang tersebar di lebih dari 65 pulau dan 47.000 diantaranya tinggal di Port Vila.

Presiden Kepulauan Vanuatu Baldwin Lonsdale (kiri) bersalaman dengan PM Jepang Shinzo Abe di Sendai, Jepang - AFP / JIJI PRESS
Presiden Kepulauan Vanuatu Baldwin Lonsdale (kiri) bersalaman dengan PM Jepang Shinzo Abe di Sendai, Jepang – AFP / JIJI PRESS

Presiden Kepulauan Vanuatu Baldwin Lonsdale mengeluarkan permohonan emosional terhadap komunitas global untuk membantu negaranya yang dilanda badai dahsyat.

Badan Bencana Nasional Vanuatu mengonfirmasi adanya enam korban tewas dalam Badai Siklon Pam. Sementara PBB sempat melaporkan 44 korban tewas di satu provinsi, walau jumlah ini belum dapat dikonfirmasi.

“Saya berbicara dengan hati yang sangat berat. Saya berbicara di sini mewakili pemerintah dan warga Vanuatu, dan meminta komunitas global untuk membantu merespon bencana yang menghantam kami,” ucap Lonsdale dalam konferensi PBB di Tokyo, Jepang, Sabtu kemarin.

Berbagai agensi bencana alam mulai mencari informasi dan bersiap pergi ke Vanuatu, negara kecil di Pasifik Selatan. Tim PBB dikabarkan akan tiba di Vanuatu pada Minggu (15/3/2015).

“Bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan (untuk Vanuatu) sangat besar,” ucap Augustine Garae dari Palang Merah Vanuatu, seperti dilansir AFP. “Kehancurannya merata dan banyak orang kehilangan tempat tinggal.”

Badai Siklon Pam menghantam Vanuatu pada Sabtu dini hari, menghancurkan banyak bangunan dan pepohonan. Aliran listrik di hampir semua wilayah Vanuatu terputus, begitu juga dengan jaringan komunikasi.

Kementerian Luar Negeri mengonfirmasi enam warga negara Indonesia di Vanuatu selamat dari ancaman badai. (berbagai Sumber)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *